Sebuah momen lucu terjadi dalam salah satu tayangan podcast yang menampilkan Raditya Dika dan Dokter Tirta. Dalam percakapan santai tersebut, Dokter Tirta mencoba memperkenalkan genre musik Phonk kepada Raditya Dika, namun reaksi sang komedian justru membuat penonton tertawa.
Awalnya, Dokter Tirta tampak antusias menjelaskan tentang lagu-lagu Phonk yang sedang digandrungi oleh generasi muda, khususnya Gen Alpha. “Ada itu, ada lagunya Phonk juga. Lagu-lagu Phonk. Nggak tau ya?”
“Nggak tau. Apa itu?” Raditya Dika mulai kebingungan.
“Nggak tau? Phonk... Phonk-Phonk...” ucap Dokter Tirta sambil mencoba memberi petunjuk.
Namun, Raditya Dika terlihat kebingungan dan terus mengulang, “Apa sih lagu Phonk?”
“Nggak ada yang tau? Nggak ada yang tau?” hingga akhirnya Dokter Tirta menambahkan, “Yang Montage...”
Raditya Dika yang semakin bingung menimpali dengan candaan khasnya, “Kayaknya paket-paketnya kebanyakan.”
Percakapan itu semakin lucu ketika Dokter Tirta menjelaskan bahwa musik Phonk sedang trending di kalangan Gen Alpha karena sering digunakan sebagai soundtrack highlight FIFA di media sosial seperti TikTok dan YouTube Shorts. Ia bahkan menirukan bagian melodi yang khas, “Na na na na na na na na naaaaaaaaaaaaa...”
Mendengar itu, Radit hanya tertawa dan mengaku benar-benar tidak tahu.
Tak berhenti di situ, Dokter Tirta mencoba memperdengarkan lagu lain agar Raditya Dika lebih mengenal musik Phonk. Namun Radit kembali kebingungan. “Bernadya ya? Bernadya ya?” ucapnya spontan.
Dokter Tirta pun tertawa, “Gak, Bang.”
“Bernadya aja deh, ngerti gue.” Raditya Dika masih bingung dan menyerah.
Menariknya, Dokter Tirta sempat menyebut bahwa lagu-lagu Phonk seperti ini kerap diputar di coffee shop karena tidak terkena hak cipta. “Ini, ini, dengerin nih. Ini tidak kena copyright. Jadi teman-teman coffee shop mainin ini,” jelasnya.
Momen ini menjadi lucu karena memperlihatkan perbedaan generasi musik antara Raditya Dika dan tren anak muda masa kini. Secara umum, Phonk berasal dari budaya hip-hop Memphis tahun 1990-an yang kemudian dihidupkan kembali oleh komunitas musik underground di internet.
Genre ini menggabungkan elemen lo-fi, trap, dan funk dengan suara sampling klasik serta efek distorsi khas. Lagu-lagu Phonk seperti “RIDER,” “METAMORPHOSIS,” dan “NEON BLADE” banyak digunakan untuk konten video mobil, highlight game, hingga edit slow-motion di TikTok dan Reels. Popularitasnya melonjak karena memberi nuansa “retro namun modern” yang disukai generasi muda, terutama Gen Z dan Gen Alpha.
Nantikan informasi-informasi menarik lainnya dan jangan lupa untuk ikuti Facebook dan Instagram Dunia Games ya. Kamu juga bisa dapatkan voucher game untuk Mobile Legends, Free Fire, Call of Duty Mobile dan banyak game lainnya dengan harga menarik hanya di Top-up Dunia Games.