RRQ Juara MSC 2025 bukan hanya sekadar mimpi atau narasi penggemar yang haus trofi. RRQ finis sebagai runner-up di MPL ID S15 dengan kekalahan yang sangat menyakitkan dari ONIC.
Mereka nyaris juara, sayangnya mental dan adaptasi ONIC ternyata membuat Tim Landak kembali mencapai titik yang tertinggi, di momen RRQ dua kali jadi juara dua beruntun.
Jelang MSC 2025, RRQ Hoshi jelas ingin berubah. Mereka tentu tak mau terus dianggap sebagai Raja Lokal yang tak bisa berbuat banyak di Internasional.
Dunia Games menganalisis dan memberi sedikit masukan terkait cara RRQ juara MSC 2025.
Raja Lokal adalah predikat yang tak begitu indah untuk RRQ. Mereka beberapa kali juara MPL, tapi ketika bermain di panggung dunia, sentuhan terbaik itu seakan hilang.
Untuk juara MSC 2025, RRQ harus berdamai dengan masa lalu. Tidak perlu membuktikan apa-apa, cukup bermain tanpa beban. Coach dan manajemen harus menciptakan atmosfer latihan yang tidak menjadikan trofi sebagai tujuan mutlak, tapi sebagai bonus dari konsistensi kerja keras.
Menariknya, dengan kehadiran pemain muda seperti Rinz dan Idok yang belum terlalu terikat beban sejarah, kombinasi antara pengalaman dan keberanian ini bisa menjadi kekuatan tak terduga dalam membongkar mental block.
Seringkali kita melihat RRQ unggul di early game, tapi panik ketika lawan melakukan comeback. Inilah PR besar yang perlu diselesaikan: tenang dalam setiap transisi fase permainan, terutama saat unggul. Shotcall yang jelas, rotasi yang disiplin, dan komitmen objektif harus jadi kunci.
RRQ di MPL S15 sudah menunjukkan tanda-tanda peningkatan di area ini. Mereka mulai menghindari over-commit, tahu kapan harus reset, dan fokus pada objektif utama. Hal ini jika dipertahankan di MSC, bisa menjadi pembeda besar dari versi RRQ sebelumnya.
Pemain seperti Dyrenn dan Toyy juga perlu diberi ruang untuk tidak hanya bermain bagus, tapi juga mengontrol tempo. Karena ketenangan bukan hanya soal mikroplay, tapi juga kepercayaan antara rekan satu tim di setiap keputusan.
MSC 2025 akan menggunakan patch baru yang bisa saja mengubah meta secara besar-besaran. Drafting akan menjadi senjata utama, dan di sini RRQ tidak boleh ketinggalan. Mereka harus memanfaatkan buff-nerf terbaru dan membuat hero comfort mereka tetap relevan di sistem baru.
Coach Khezcute harus bekerja ekstra. Tidak cukup hanya mengikuti meta global—mereka harus punya keberanian untuk menciptakan meta sendiri. Seperti bagaimana Blacklist menciptakan UBE di M3, atau ONIC PH mengejutkan dunia dengan sistem “banana lane”.
Jika RRQ bisa menyatukan pengetahuan patch, dengan fleksibilitas player dan insting drafting yang tajam, maka mereka tidak hanya akan kompetitif—mereka akan dominan.
Pada akhirnya, RRQ Juara MSC 2025 bukan sekadar kemungkinan, tapi target realistis jika mereka mampu menyempurnakan tiga kunci di atas. Dengan menaklukkan mental block, menjaga ketenangan dalam permainan besar, dan memanfaatkan patch dengan tepat, Sang Raja bisa benar-benar naik takhta. Tahun ini, tidak ada alasan untuk gagal—semua jalur sudah terbuka.
Nantikan informasi-informasi menarik lainnya dan jangan lupa untuk ikuti Facebook dan Instagram Dunia Games ya. Kamu juga bisa dapatkan voucher game untuk Mobile Legends dengan harga menarik hanya di Top-up Dunia Games.