Roblox kembali menjadi sorotan pada tahun 2025. Platform game online yang sangat populer di kalangan anak-anak ini menghadapi berbagai kontroversi terkait isu keselamatan pengguna muda.
Meski dikenal sebagai tempat bermain kreatif dengan ratusan mode permainan buatan komunitas, Roblox juga dihantui kritik karena dianggap gagal melindungi bocil dari potensi grooming, pelecehan, hingga interaksi tidak pantas.
Menanggapi tekanan dari orang tua, regulator, dan tuntutan hukum dari berbagai negara bagian di Amerika Serikat, perusahaan akhirnya mengumumkan sebuah fitur baru yang dianggap sebagai langkah paling agresif dalam meningkatkan keamanan, facial age estimation, atau sistem estimasi usia berbasis analisis wajah.

Sebelum membahas fitur paling barunya, penting memahami apa itu Roblox. Platform ini bukan sekadar game, melainkan sandbox online yang memungkinkan pemain membuat, berbagi, dan memainkan game buatan sendiri. Game terkenal seperti Dress to Impress, Steal a Brainrot, hingga Grow a Garden lahir dari kreativitas komunitas. Setiap hari, jutaan anak di seluruh dunia login ke Roblox untuk bermain, bersosialisasi, dan berkreasi.
Namun justru karena sifatnya yang terbuka dan berbasis komunitas, Roblox sering menghadapi masalah. Para bocil tidak hanya bermain; mereka juga berinteraksi. Fitur chat, voice chat, hangout lobby, dan game sosial membuka peluang bagi pengguna dewasa untuk masuk ke ruang yang seharusnya aman bagi anak-anak. Inilah titik paling rawan yang membuat Roblox sering dipertanyakan.

Sepanjang 2025, Roblox menghadapi gelombang kritik akibat dugaan kegagalan mereka mencegah interaksi tidak pantas di platform. Orang tua dan lembaga pemerintah di Amerika menyoroti meningkatnya kasus grooming dan pelecehan yang dilakukan predator online melalui fitur komunikasi Roblox. Negara bagian Louisiana dan Texas bahkan naik ke jalur hukum, menuntut perusahaan agar memperketat prosedur keamanan.
Beberapa tuntutan tersebut menilai Roblox lambat merespons dan terlalu longgar dalam mengawasi ruang interaksi publik di platform mereka. Tekanan yang semakin kuat mendorong Roblox melakukan beberapa perubahan besar, termasuk:
Namun perubahan itu dianggap belum cukup. Masalah utama masih berada pada interaksi antarpemain, bukan semata pada jenis game yang dimainkan.

Sebagai langkah lanjutan, Roblox kini memperkenalkan sistem facial age estimation. Fitur ini menggunakan analisis foto atau video wajah pemain untuk mengestimasi usia, lalu menempatkan pengguna ke dalam kelompok usia tertentu. Setelah diproses, pemain hanya boleh berkomunikasi dengan pengguna dalam kelompok usia yang sama.
Pembagian Kelompok Usia Roblox:
Melalui sistem ini, misalnya, pengguna berusia sekitar 10 tahun tidak bisa menerima chat atau voice chat dari seseorang yang diperkirakan berusia 13 tahun ke atas. Dengan kata lain, untuk pertama kalinya Roblox membangun tembok digital antara anak-anak dan orang dewasa.
Sistem ini merupakan perluasan dari fitur verifikasi usia yang sebelumnya difokuskan pada pembatasan akses game, bukan pembatasan komunikasi. Dengan pengaturan baru ini, fokus utama adalah memutus peluang interaksi langsung antara pemain dewasa dan anak di bawah umur.

Roblox menegaskan bahwa gambar atau video yang digunakan dalam analisis langsung dihapus setelah proses selesai. Perusahaan mengklaim tidak menyimpan data wajah apa pun, sebuah poin penting untuk menenangkan kekhawatiran privasi.
Sistem ini tidak mencari identitas, melainkan hanya memprediksi usia pengguna. Namun, sejumlah pengguna masih menyimpan kekhawatiran mengenai potensi penyalahgunaan teknologi tersebut. Meski begitu, banyak pakar keselamatan digital menganggap langkah ini sebagai salah satu inovasi paling signifikan yang pernah diterapkan platform game untuk melindungi pengguna muda.

Fitur facial estimation ini hadir setelah pembaruan besar pada September, di mana Roblox menghapus seluruh game yang tidak memiliki rating. Aturan ini memaksa kreator untuk memberikan kategori usia yang jelas, sehingga bocil tidak dapat masuk ke game dengan konten terlalu dewasa.
Dengan dua system yaitu rating game dan pembatasan komunikasi berbasis usia, Roblox mencoba menciptakan ekosistem yang lebih aman. Meski demikian, masih ada keraguan apakah langkah ini cukup untuk melindungi jutaan anak dari ancaman predator yang memanfaatkan platform digital.
Dengan memperkenalkan sistem facial age estimation, Roblox menunjukkan bahwa mereka mulai menanggapi kritik dengan serius. Kombinasi pembatasan game, pemisahan usia, dan upaya peningkatan keamanan lainnya menunjukkan komitmen perusahaan untuk melindungi bocil dari interaksi berbahaya.
Roblox masih menghadapi tekanan besar dari orang tua, kreator, regulator, hingga lembaga pemerintah. Namun jika fitur baru ini berjalan efektif, Roblox berpotensi menjadi standar baru dalam keamanan platform game online dan memberikan ruang bermain yang lebih aman bagi jutaan anak di seluruh dunia.
Nantikan informasi-informasi menarik lainnya dan jangan lupa untuk ikuti Facebook dan Instagram Dunia Games ya. Kamu juga bisa dapatkan voucher game untuk Mobile Legends dengan harga menarik hanya di Top-up Dunia Games.