Kebebasan Eren Yeager, Makna Simbolis Transformasi di Akhir Attack on Titan

---

Attack on Titan adalah kisah yang tidak hanya menghadirkan pertarungan epik antara manusia dan Titan, tetapi juga mengeksplorasi tema yang jauh lebih dalam: moralitas, politik, dan kebebasan.

Di pusat narasi tersebut berdiri Eren Yeager, sosok penuh kontradiksi yang perjalanannya mencerminkan pergulatan manusia terhadap batas-batas kebebasan. Transformasi Eren di akhir cerita memunculkan pertanyaan filosofis tentang harga kebebasan dan bagaimana tindakan ekstrem dapat membentuk makna baru mengenai apa yang benar-benar disebut sebagai kebebasan.

Makna Simbolis Transformasi di Akhir Attack on Titan

Attack on Titan menawarkan perjalanan emosional dan filosofis yang kompleks melalui karakter Eren Yeager. Sejak kecil, Eren tumbuh dengan trauma dan tekad besar, melindungi orang-orang yang ia cintai serta menghancurkan ancaman Titan. Di titik ini, kebebasan adalah motivasi utama yang membentuk jalan hidupnya. Ia percaya bahwa kehancuran dinding dan kekalahan Titan adalah satu-satunya cara manusia dapat meraih kebebasan sejati. Namun, perjalanan Eren bukanlah garis lurus; ia berkembang menjadi sosok dengan pemahaman kebebasan yang semakin kelam.

Transformasi Eren menjadi perencana Rumbling menandai perubahan dramatis dalam ideologinya. Dari individu idealis, ia menjelma menjadi sosok radikal yang siap mengorbankan jutaan nyawa demi apa yang ia anggap sebagai “kebebasan total”. Rumbling bukan sekadar aksi destruktif ini adalah simbol dari kebebasan versi Eren: membebaskan Eldia dengan menghancurkan segala ancaman eksternal, bahkan jika itu berarti menghapus eksistensi bangsa lain. Inilah awal dari paradoks kebebasan yang ia wujudkan.

Dalam filsafat, kebebasan sering digambarkan memiliki sisi gelap yang tak terhindarkan. Jean-Paul Sartre menekankan bahwa kebebasan selalu datang dengan tanggung jawab moral, sementara Friedrich Nietzsche menyoroti hubungan kebebasan dengan kehendak untuk berkuasa. Eren menunjukkan kedua konsep ini. Ia mengambil tanggung jawab penuh atas tindakannya, tetapi juga membiarkan kehendak akan kekuasaan menenggelamkan sisi moralnya. Ia ingin kebebasan, tetapi kebebasan itu sendiri berubah menjadi belenggu baru bagi dunia.

Konflik moral Eren semakin diperjelas melalui kontras dengan karakter lain. Armin, dengan sifat diplomatisnya, percaya bahwa kebebasan sejati tidak bisa dibangun di atas kehancuran. Mikasa, meski mencintai Eren, menyadari bahwa tindakannya telah melewati batas kemanusiaan. Mereka berdua menjadi representasi dari kebebasan yang lebih humanis, kebebasan yang selaras dengan nilai dan kehidupan orang lain. Sementara Eren memilih kebebasan absolut, Armin dan Mikasa menunjukkan bahwa kebebasan memiliki batas moral.

Paradoks kebebasan dalam Attack on Titan juga mencerminkan realitas kehidupan. Sejarah manusia penuh dengan konflik yang dibungkus dengan slogan “kebebasan”: perang, kolonialisme, bahkan penaklukan. Banyak tindakan dilakukan atas nama pembebasan, tetapi justru menciptakan penindasan baru. Transformasi Eren menggambarkan bahwa kebebasan yang hanya menguntungkan satu pihak akan melahirkan ketidakadilan baru.

Perjalanan Eren Yeager adalah refleksi mendalam tentang kompleksitas kebebasan. Ia menunjukkan bahwa kebebasan bukanlah konsep sederhana, melainkan dilema moral yang membutuhkan tanggung jawab dan empati.

Transformasinya menjadi simbol bahwa kebebasan dapat berubah menjadi penindasan ketika dicapai dengan cara ekstrem. Melalui akhir yang tragis dan penuh makna, Attack on Titan mengajak kita merenungkan ulang tujuan dan nilai kebebasan dalam hidup: apakah kebebasan kita membebaskan orang lain, atau justru mengekang mereka?

Nantikan informasi-informasi menarik lainnya dan jangan lupa untuk ikuti Facebook dan Instagram Dunia Games ya. Kamu juga bisa dapatkan voucher game untuk Mobile Legends, Free Fire, Call of Duty Mobile dan banyak game lainnya dengan harga menarik hanya di Top-up Dunia Games!