Industri animasi Indonesia kembali menghadirkan gebrakan besar dengan hadirnya film animasi Garuda di Dadakuyang dijadwalkan tayang pada tahun 2026. Proyek ini bukan hanya sekadar hiburan, tapi juga simbol semangat nasionalisme, kerja keras, serta mimpi besar generasi muda lewat sepak bola.
Film animasi ini merupakan kelanjutan dari waralaba populer Garuda di Dadaku, yang sebelumnya sukses dalam format film live-action pada tahun 2009, sekuelnya di 2011, hingga serial TV pada 2014–2015. Bedanya, kali ini kisah Garuda di Dadaku dikemas dengan sentuhan animasi 3D yang lebih modern dan sarat fantasi.
Nilai-nilai seperti pantang menyerah, kerja keras, serta persaudaraan tetap menjadi fokus utama. Lewat format animasi, pesan tersebut bisa disampaikan dengan cara yang lebih kreatif, atraktif, dan dekat dengan generasi muda.
Proyek ambisius ini digarap oleh BASE Entertainment bersama KAWI Animation, serta mendapat dukungan dari berbagai pihak seperti Springboard, AHHA Korpora (Atta Halilintar), Dasun Pictures, Robot Playground Media, dan PK Films.
Film ini disutradarai oleh Ronny Gani, animator Indonesia yang sudah punya pengalaman panjang di Hollywood. Beberapa proyek besar yang pernah ia tangani antara lain The Avengers, The Mandalorian, Aquaman, Ready Player One, Transformers: Age of Extinction, hingga Pacific Rim.
Selain itu, kreator asli Shanty Harmayn dan Salman Aristo juga ikut terlibat, sehingga kesinambungan cerita dengan versi terdahulu tetap terjaga.
Cerita animasi Garuda di Dadaku berpusat pada Putra, remaja berusia 14 tahun yang bercita-cita menjadi pemain sepak bola hebat. Semangatnya terpacu berkat sosok idola yang ia kagumi, terlihat dari poster inspiratif yang menempel di kamarnya.
Dalam cuplikan perdana, penonton disuguhi suasana penuh haru saat Putra menyambut tahun ajaran baru, ikut seleksi tim sepak bola sekolah, dan menghadapi tantangan fisik karena ia harus menggunakan inhaler.
Meski keterampilan sepak bolanya belum sempurna, Putra menunjukkan tekad kuat dan semangat pantang menyerah. Berbeda dari versi live-action, versi animasi ini juga menambahkan unsur fantasi, membuat petualangan Putra terasa lebih luas dan penuh kejutan.
Film ini digarap sebagai animasi 3D berdurasi panjang dengan teknologi modern. Visualnya dibuat lebih dinamis, atraktif, dan sesuai dengan selera generasi muda masa kini. Ambisinya jelas: menghadirkan film animasi lokal yang bisa bersaing di level internasional.
Garuda di Dadaku animasi juga menghadirkan deretan pengisi suara ternama, di antaranya:
Kristo Immanuel
Keanu Azka
Quinn Salman
Rizky Ridho
Sal Priadi
Oki Rengga
Zee Asadel
Revalina S. Temat
Ringgo Agus Rahman
Ibnu Jamil
Emir Mahira
Bima Sena
Selain itu, Sal Priadi juga berkontribusi sebagai pencipta dan penyanyi lagu tema orisinal yang akan menjadi soundtrack utama.
Putra menjadi tokoh sentral yang merepresentasikan semangat anak muda Indonesia. Usianya 14 tahun, penuh mimpi besar, berani menghadapi tantangan, dan tidak pernah menyerah meski punya keterbatasan fisik.
Dengan jadwal tayang pada tahun 2026, Garuda di Dadaku animasi diharapkan jadi tonggak penting dalam industri animasi Indonesia. Film ini menggabungkan semangat nasionalisme, cerita lokal, dan teknologi animasi kelas dunia.
Lebih dari sekadar tontonan, film ini ingin menginspirasi generasi muda Indonesia agar berani bermimpi, bekerja keras, dan terus berjuang.