Kemeriahan Grand Final Free Fire World Series (FFWS) SEA Spring 2025 memang telah berakhir pada Sabtu, 14 Juni 2025. Babak Grand Final yang mempertemukan 12 tim Free Fire terbaik se-Asia Tenggara (SEA) tersebut berakhir dengan tim Indonesia yakni ONIC menjadi juara.
Selain babak Grand Final FFWS SEA Spring 2025, ada beberapa agenda kegiatan lainnya yang bisa disaksikan oleh para Survivors di venue Vietnam National Convention Center, Hanoi, Vietnam. Mulai dari babak Grand Final FFWS SEA Spring 2025 Clash Squad, hingga, showmatch antara Dominator FF melawan Aimfov asal Vietnam.
Dominators FF (Dominator Esports) merupakan salah satu tim esports ternama yang dipimpin oleh salah satu pesohor Free Fire Indonesia, LetDa Hyper. Dominators FF diundang oleh Garena untuk mengikuti show match, melawan tim asal Vietnam yakni Aimfov. Pertandingan berhasil dimenangkan oleh Aimfov.
Namun, hal tersebut menjadi sebuah masalah di mana timbul drama Dominators FF mendapati bahwa tim Aimfov menang dengan cara curang. Hal tersebut diungkap oleh LetDa Hyper sendiri melalui kanal TikTok miliknya. Apa yang terjadi? Ada masalah apa di balik drama Dominators FF dengan Aimfov di Vietnam?
Pertandingan antara Dominators FF melawan Aimfov terjadi pada Sabtu, 14 Juni 2025. Laga ini bertajuk “Indonesia vs Vietnam” menampilkan dua tim Clash Squad yang akan bermain menggunakan PC atau Emulator. Diketahui, tim Dominators kalah dalam laga tersebut dan tim Aimfov menjadi pemenang.
Akan tetapi, LetDa Hyper tidak tinggal diam di mana ia dan timnya membongkar kecurangan yang dilakukan oleh tim Aimfov asal Vietnam. Sempat ada ketegangan terjadi ketika LetDa menangkap bahwa tim Aimfov menyalahi sejumlah aturan dan akhirnya merugikan Dominator secara sepihak.
LetDa Hyper akhirnya angkat bicara melalui kanal TikTok miliknya, menjelaskan kronologi drama Dominators FF dengan tim Aimfov asal Vietnam. Pertama, LetDa menyatakan bahwa apa yang ia sampaikan adalah fakta tanpa rekayasa dan ia tidak mencoba untuk memberikan klarifikasi apa pun.
“Saya akan menceritakan kejadian yang sebenar-benarnya tanpa ada rekayasa, ini murni fakta. Dan kalian harus tahu, sekali lagi saya tegasin ini bukan klarifikasi tapi saya cerita ya, ingat. Setelah kalian nonton sampai habis, terserah kalian mau pikir apa, saya tidak gila hormat tapi saya ingin transparan agar kalian itu menjadi orang yang pintar,” ucap LetDa.
LetDa menerangkan seperti apa kronologi ketika timnya berlatih H-1 atau 1 hari sebelumnya di mana mereka melakukan tes PC. Menurut LetDa semua ketentuan aplikasi yang digunakan sudah sesuai karena sudah disepakati oleh tim Garena Indonesia dan juga tim Garena Vietnam bersama-sama.
“Di tanggal 13, itu adalah hari tes dan latihan. Hari itu kami datang ke stage untuk tes PC dan latihan bersama. Semua PC sudah terinstal BlueStacks 5 sesuai perjanjian dan sudah tersebar percakapan antara Garena Indonesia dan Vietnam. Karena memang, dari awal disepakati BlueStacks 5 wajib dipakai buat mencegah potensi kecurangan apa pun ya, teman-teman,” ujar LetDa menambahkan.
Akan tetapi, LetDa menangkap ada hal yang janggal. Terlebih, ketika ia dilarang melihat aktivitas tim lawan. LetDa menegaskan bahwa dirinya dilarang untuk memeriksa PC yang digunakan lawan oleh wasit yang bertugas.
“Tapi kejanggalan pertama mulai terasa. Pertama, kenapa kami tidak dibolehkan melihat aktivitas lawan? Wasit tidak mengizinkan kami buat saling memantau. Padahal ini latihan terbuka, dan didampingi wasit. Seolah kami itu dibatasi oleh mereka, setelah selesai latihan kami diminta pulang. Tapi, anehnya tim lawan masih duduk santai di depan PC mereka dan tidak ada kejelasan,” jelas LetDa.
Pada hari pertandingan, LetDa menambahkan bahwa ketika anak-anaknya sampai di stage, ia sudah melihat bahwa tim lawan hadir di sana bahkan sejak satu jam sebelumnya. LetDa menaruh rasa curiga tentang apa yang terjadi, apa yang dilakukan oleh tim lawan sehingga bisa hadir satu jam sebelum bertanding.
LetDa menaruh rasa tidak percaya dan curiga terhadap wasit yang bertugas. Ia pun kembali dilarang untuk mengecek PC lawan.
“Pada tanggal 14 Juni itu adalah hari pertandingan Grand Final ya teman-teman. Kami dijadwalkan dijemput Shuttle jam 9 pagi. Tapi, saat kami sampai di stage, tim lawan sudah ada sejak satu jam sebelumnya. Padahal, semuanya sudah diatur tanggal 13. Jadi, mereka ngapain selama satu jam? Pertanyaan saya itu.”
“Saya semakin curiga, saya bertanya kepada wasit ‘kamu mengerti PC, tidak?’ dan wasitnya menjawab (tapi) dia seperti bingung begitu. Dia menjawabnya seperti antara ragu sama bingung, saya semakin tidak percaya sama itu wasit. Bahkan, saya juga tidak percaya di jam 8 apakah dia itu didampingi wasit atau tidak?”
LetDa ingin memeriksa PC salah satu pemain yakni bernama Haaland dan reaksi Haaland adalah menolak hal tersebut. Alhasil, Bac Gau dan Garena Vietnam turun tangan menengahi masalah ini. Alhasil, LetDa dan tim Aimfov mengadakan perjanjian jika timnya berhasil menang mereka bisa melakukan pemeriksaan PC.
“Akhirnya saya meminta izin kepada wasit untuk mengecek PC mereka, dan ditolak lagi (karena) alasannya privasi teman-teman. Saya ngotot, akhirnya dipanggil tim Aimfov. Wasit ngomong ke mereka untuk meminta izin. Tapi apa yang terjadi? Ekspresi Haaland langsung kaget dan dia tegas menolak (dan) tidak mau,” papar LetDa.
“Di situ saya semakin curiga, datanglah Bac Gau dan pihak Garena Vietnam. Dengan harapan, saya diizinkan untuk melakukan cek PC mereka. Tapi apa yang terjadi? Hasilnya tetap saja tidak boleh cek PC. Alasannya lagi dan lagi, (karena) privasi. Saya bilang ke mereka ‘siapa pun yang menang, saya mau cek PC-nya termasuk ke kalian. Jika Dominators yang menang, kalian berhak cek PC Dominators’,”
“Tapi kalau, tim Aimfov yang menang Dominators berhak cek PC mereka dan mereka setuju. Setelah pertandingan, tim kami kalah dan saya langsung cek PC Haaland dan juga Sena. Saya kaget, ternyata mereka pakai BlueStacks 4 32-bit bukan BlueStacks seperti yang diwajibkan di perjanjian awal teman-teman,” katanya.
LetDa terkejut, ternyata setelah diperiksa tim Aimfov menyalahi aturan mengenai aplikasi yang digunakan di dalam pertandingan. Hal ini tentu mengundang kecurigaan besar LetDa tentang seperti apa keamanan PC yang digunakan oleh lawannya itu. Bahkan, LetDa menangkap adanya pengunduhan aplikasi pihak ketiga yang berbahaya.
“Sedikit info untuk kalian, BlueStacks 4 32-bit itu jauh lebih rentan terhadap cheat. Karena arsitekturnya lebih gampang untuk dieksploitasi dan sudah tidak update lagi keamanannya, terakhir itu di tahun 2021. Sedangkan sekarang, di tahun 2025 beda banget sama BlueStacks 5 64-bit yang jauh lebih update, secure, dan juga pastinya up-to-date,”
“Untuk pembahasan mengenai BlueStacks akan saya bahas di video selanjutnya. Tapi bukan itu saja, teman-teman. Di PC mereka, tim Dominators melihat ada history APK Global dan juga BS Flicker. APK Global ini adalah APK yang tidak resmi dari PlayStore yang sudah dimodifikasi teman-teman dan itu dilarang keras digunakan,” jelasnya.
“BS Flicker adalah alat untuk melakukan root BlueStacks 4 teman-teman. Saya semakin yakin, ini sudah tidak adil ini ada kecurangan. Untuk apa mereka melakukan root, dengan mengunduh BS Flicker. Pertanyaan saya itu, buat apa? Sudah jelas pasti fungsinya adalah ketika BlueStacks 4 di-root maka akan lebih gampang dieksploitasi untuk menyisipkan file-file internal yang akan merubah data default-nya teman-teman.”
LetDa mengungkapkan dirinya marah besar atas apa yang terjadi. Ia menyatakan bahwa tidak masalah dengan hasil timnya menang atau tidak. Namun, ia tidak sepakat jika timnya harus kalah karena penyalahgunaan aturan yang dilakukan oleh lawan dengan aplikasi yang tidak sesuai dengan kesepakatan.
“Ini saya tidak membahas eksternal, tapi saya membahas internal. Saya marah besar di situ, karena kalau dalam kondisi adil dan fair saya tidak masalah teman-teman. Menang atau kalah itu adalah hal wajar dalam suatu pertandingan. Jika kondisinya fair dan adil, tapi ini tidak masalahnya,”
LetDa pun mengakhiri pernyataannya dan akan memberikan penjelasan kepada Survivors Indonesia mengenai masalah aplikasi BlueStacks yang biasanya digunakan untuk bermain Free Fire di PC.
“Sisanya kalian nilai sendiri, itulah fakta yang sudah saya rangkum di video selanjutnya saya akan bahas mengenai BlueStacks 4 dan BlueStacks 5,” pungkasnya.
Nantikan informasi-informasi menarik lainnya dan jangan lupa untuk ikuti Facebook dan Instagram Dunia Games ya. Kamu juga bisa dapatkan voucher game untuk Mobile Legends dengan harga menarik hanya di Top-up Dunia Games.