Pro scene Mobile Legends kian berkembang dari tahun ke tahun. Hadirnya MPL di berbagai negara, termasuk MPL ID sebagai liga terbesar, telah membuka banyak kesempatan bagi pemain muda untuk menjadi bintang. Tapi di balik gemerlapnya panggung dan sorotan kamera, ada satu masalah besar yang diam-diam merusak potensi para talenta muda: perubahan mentalitas setelah menjadi pro player.
Ketika mimpi menjadi kenyataan, tak semua bisa menjaganya dengan baik. Banyak pemain muda yang berjuang keras untuk masuk tim, grind ranked setiap hari, dan mengikuti trial dengan motivasi penuh. Tapi begitu kontrak dikantongi dan jersey resmi dipakai, intensitas dan effort yang dulu membara mulai meredup.
Fakta ini bukan sekadar opini, tapi sudah menjadi keresahan banyak pelatih dan manajemen tim. Hal yang seharusnya menjadi langkah awal menuju kejayaan, justru berubah menjadi titik stagnasi karena minimnya kesadaran diri dan kontrol terhadap distraksi.
Esports bukan tempat istirahat, tapi justru titik awal perjalanan yang lebih berat. Dan masalah ini harus dibahas sekarang, sebelum generasi emas MLBB berikutnya hancur oleh kenyamanan semu.
"Mudah terlena adalah masalah pemain. Awalnya tujuan mereka masuk tim, jadi pro player. Tapi ketika sudah berhasil, effort yang diberikan tak sama seperti sebelum berhasil masuk," kata SDL, pelatih Team Liquid ID dan Timnas MLBB Indonesia, pada sebuah konferensi pers.
"Mereka seperti stop di situ. Effort yang sebelumnya main bisa 12 game 15 game, tapi ketika masuk esports malah berkurang. Ada perubahan habit yang merugikan mereka sendiri. Apalagi ketika sudah masuk tim susah konsisten karena banyak distraksi," tambah dia.
Apa yang diungkap SDL adalah kenyataan pahit yang mungkin tidak semua pemain sadari. Mereka yang seharusnya terus berkembang dan belajar, malah terjebak dalam zona nyaman. Kehidupan pro player yang terlihat menyenangkan dari luar—gaji tetap, exposure, penggemar—justru membuat banyak pemain kehilangan rasa lapar akan kemenangan.
Pelatih dan analis bisa memberi arahan, tapi mindset hanya bisa dibentuk oleh pemain itu sendiri. Konsistensi bukan datang dari skrip atau jadwal latihan, tapi dari kedewasaan pribadi untuk terus bersaing, bahkan dengan diri sendiri.
Tanpa motivasi yang tepat, pemain muda berbakat pun bisa tenggelam dan tersisih. Padahal, potensi mereka sangat besar untuk menciptakan era baru di skena MLBB. Mental "sudah cukup" harus dilawan dengan mental "belum selesai."
Sudah saatnya manajemen tim, fans, dan komunitas menyadari bahwa menjadi pro player bukan tujuan akhir. Itu hanya tiket masuk ke medan perang sesungguhnya. Dan jika para pemain tak mampu menjaga ritme dan disiplin, maka dunia esports akan berjalan tanpa mereka—dengan wajah baru yang lebih siap bertarung.
Jangan biarkan kilau spotlight mematikan nyala semangat. Karena mereka yang bisa bertahan di puncak, bukan hanya yang hebat—tapi yang tahu bahwa pencapaian besar butuh perjuangan yang tak pernah selesai.
Nantikan informasi-informasi menarik lainnya dan jangan lupa untuk ikuti Facebook dan Instagram Dunia Games ya. Kamu juga bisa dapatkan voucher game untuk Mobile Legends dengan harga menarik hanya di Top-up Dunia Games.