Apakah sebuah champion bisa benar-benar membawa kutukan? Dalam dunia kompetitif League of Legends, anggapan seperti itu bukan hal baru. Beberapa champion pernah dianggap sebagai simbol kekalahan, entah karena statistik buruk atau kebetulan hasil pertandingan yang tidak memihak. Tahun ini, Jarvan IV masuk dalam daftar tersebut. Namun stigma itu tidak bertahan lama. Worlds 2025 justru menjadi panggung kebangkitan sang Exemplar of Demacia.
Sejak pertandingan pertama Swiss Stage, Jarvan IV beberapa kali muncul sebagai pick jungler. Sayangnya, kemunculan awalnya berakhir dengan kekalahan beruntun yang membuat komunitas menjulukinya champion terkutuk. Banyak analis mulai mempertanyakan efektivitas Jarvan dalam meta cepat dan agresif tahun ini. Tetapi semuanya berubah dalam satu pertandingan krusial yang menghapus persepsi kelam tersebut.
Pertandingan antara PSG Talon dan Vivo Keyd Stars menjadi titik balik. Sang jungler PSG, Hung Karsa Hao-Hsuan, membawa Jarvan IV dengan gaya yang berbeda dari sebelumnya. Engage yang presisi, kontrol objektif akurat, dan manuver agresif membuat permainan ini menjadi salah satu penampilan Jarvan terbaik di seluruh Worlds 2025.
Inisiasi yang dilakukan Karsa dengan Cataclysm menciptakan peluang yang membuka jalur kemenangan bagi PSG Talon. Dari yang awalnya dianggap pick berisiko, Jarvan IV justru menjadi kunci dominasi early game dan pengamanan Dragon serta Baron. Pertandingan itu menjadi bukti bahwa di tangan yang tepat, champion yang dianggap lemah bisa kembali bersinar.

Setelah kemenangan pertama, efeknya langsung terasa. Win rate Jarvan IV meningkat signifikan dan komunitas mulai kembali memandang champion ini sebagai pilihan potensial. Meski sebelumnya berada di daftar bawah jungler Worlds, kini Jarvan mulai naik ke tengah daftar sebagai pick situasional yang bisa menghasilkan momen krusial.
Data PBE dan analisis pro player menunjukkan bahwa peningkatan prioritas ke champion engage menjadi salah satu alasan utama kebangkitan Jarvan. Mobilitas melalui Dragon Strike dan Demacian Standard masih relevan, sementara ultimate Cataclysm tetap menjadi alat zoning terbesar dalam pertarungan tim.
Hasil pertandingan tersebut memicu diskusi panas di berbagai forum komunitas. Banyak pemain mengakui bahwa mereka sempat meremehkan potensi Jarvan IV, terutama dalam meta yang didominasi jungler farm cepat dan champion fleksibel. Namun momen tersebut mengingatkan bahwa engage jungler masih bisa sangat kuat dalam komposisi tertentu.
Komunitas membuat berbagai teori, mulai dari perubahan patch hingga buff tersembunyi, tetapi satu hal yang pasti: performa gemilang mengubah persepsi. Bahkan beberapa tim profesional disebut mulai menambah sesi latihan khusus dengan Jarvan untuk menyiapkan diri menghadapi perubahan meta.
Banyak analis percaya bahwa ini bukan sekadar kebangkitan sementara. Jika tren ini berlanjut, bisa saja Jarvan kembali menjadi prioritas pick pada fase playoff mendatang atau event besar lainnya. Dengan gaya permainan yang cocok untuk tempo cepat dan inisiasi kuat, Jarvan berpotensi menjadi jungler dominan dalam patch berikutnya.
Worlds 2025 menjadi bukti bahwa dalam dunia kompetitif, tidak ada kutukan yang benar-benar kekal. Performa hebat, keputusan berani, dan strategi tepat dapat membalikkan stigma yang sudah melekat bertahun-tahun. Jarvan IV kini bukan lagi simbol kekalahan, tetapi representasi perubahan dan momentum baru dalam esports.