Kegagalan Alter Ego Ares merebut gelar juara PUBG Mobile Global Championship (PMGC) 2025, Bangkok, Thailand menambah catatan kegagalan Indonesia juara PMGC dari waktu ke waktu. Tentunya ini menjadi pertanyaan besar terkait seperti apa cara Indonesia juara PMGC? Apakah memang semua tim tidak memiliki atribut kemampuan yang dibutuhkan seperti tim-tim yang sudah menjadi juara dari waktu ke waktu?
Indonesia memang pernah digadang menjadi salah satu poros kekuatan di scene kompetitif PUBG Mobile khususnya setelah Bigetron Red Aliens juara PMCO Global tahun 2019 silam. Kini, popularitas Indonesia pun tergerus seiring negara-negara lain unjuk gigi seperti Turki, Korea Selatan, bahkan Jepang hingga Timur Tengah terus berkembang. Apakah peluang Indonesia juara PMGC memang sudah tidak terlihat?

Perdebatan mengenai cara Indonesia juara PMGC pun muncul dalam podcast SEA-Nergy dari PUBG Mobile Indonesia. Beberapa panelist ternama seperti Bro Pasta, Agus Junior, serta Entruv membahas mengenai masalah Alter Ego Ares di Grand Finals PMGC 2025 yang lalu. Pertama, Entruv menanggapi hasil PMGC 2025 di mana ia melihat bahwa kemungkinan Rosemary dan kawan-kawan juara sangat kecil.
“Sebenarnya hasilnya sesuai ekspektasi ya. Karena saya berbeda dengan orang-orang lain yang cukup optimistis tentang AE Juara. Saya dari awal juga melihat bahwa kemungkinan AE juara pun juga memang kecil ya. Jadi ketika saya melihat mereka di papan tengah atau mungkin menurut saya (hasil) terbaiknya mereka di peringkat 4 atau 5 begitu,” ucap Entruv.

“Tapi kalau di atas itu memang tidak mungkin untuk kondisi AE saat ini. Karena, (masih) kurang lah timnya menurut saya dari segi timing, dari segi perangnya semuanya mereka belum siap untuk juara tahun ini,” tuturnya.
Entruv menambahkan, ia bersama dengan Junior mengkritisi performa Alter Ego Ares yang terlalu berpatokan pada Rosemary. Namun, hal tersebut tentu tidak bisa dibenarkan bahwa Alter Ego Ares dinilai terlalu “bergantung” kepada Rosemary sementara pemain lainnya tidak memberikan kontribusi yang setara. Pro kontra dalam menilai performa Alter Ego Ares muncul, Entruv kemudian punya ide agar membentuk “Dream Team” memungkinkan bagi Indonesia juara PMGC di masa depan.

“Jadi, rasio kill per menitnya (Rosemary) itu paling tinggi dibanding (pemain) yang lain. Cuma memang, teman-temannya itu yang harus mengikuti. Kalau memang tidak (bisa) mengikuti ya sudah kita Indonesia bikin “Dream Team” saja tidak usah tarik-tarikan. Kalau memang mau Indonesia juara (PMGC) itu superstar-superstar gabungin. Tidak usah ditahan-tahan antara dua tim,” ujar Entruv menambahkan.
Entruv pun menegaskan fakta bahwa Alpha Gaming (APG) yang menyatukan pemain terbaik dari seluruh Mongolia berhasil mendapatkan posisi top 3. Bahkan, Entruv menilai hal itu sama halnya jika melihat ketika dulu Bigetron Red Aliens juara dunia. Entruv sekali lagi menekankan bahwa lebih baik Indonesia memiliki satu tim yang berisikan pemain-pemain dengan atribut skill terbaik di PUBG Mobile.
“Maksud saya orang-orang yang jago di Indonesia (mereka) tidak (berada) di satu tim. Mereka di tim yang terpisah, itu digabungin saja pemain-pemainnya kalau dipisah susah. Maksudnya kita jujur-jujuran saja, APG mereka menggabungkan 4 pemain top lho itu pun baru bisa mendapatkan (posisi) top 3. Indonesia, pemain jagonya misah-misah kita mau berharap apa?,” jelasnya.

“Dulu jaman BTR (juara dunia) bisa begitu karena 4 superstar/pemain paling jago di Indonesia digabungin menjadi satu tim, ini misah di dua tim esports mau bagaimana?,” pungkasnya.
Nantikan informasi-informasi menarik lainnya dan jangan lupa untuk ikuti Facebook dan Instagram Dunia Games ya. Kamu juga bisa dapatkan voucher game untuk Mobile Legends, Free Fire, Call of Duty Mobile dan banyak game lainnya dengan harga menarik hanya di Top-up Dunia Game.