Di antara begitu banyak tokoh di jagat Assassin's Creed, sosok Basim Ibn Ishaq terasa paling unik. Dari luar, Basim terlihat seperti Assassin berkerudung khas seri klasik, tetapi di balik jubahnya tersimpan masa lalu kelam, konflik batin, dan hubungan rumit dengan takdirnya sendiri. Melalui Assassin's Creed Mirage kamu diajak kembali ke Baghdad abad ke-9 di wilayah Irak, masa keemasan peradaban, sekaligus awal perjalanan seorang pencuri jalanan yang berubah menjadi sosok pembunuh bayaran legendaris.
Kalau kamu baru kenal Basim Ibn Ishaq lewat Assassin's Creed Mirage atau sebelumnya cuma melihatnya sekilas di Assassin's Creed Valhalla, sepuluh fakta berikut ini bakal bantu kamu memahami kenapa karakter ini begitu penting untuk arah baru (dan lama) seri Assassin's Creed ke depan.

Sebelum dikenal sebagai Master Assassin, Basim Ibn Ishaq sebenarnya hanyalah seorang pencuri muda yang hidup di jalanan Anbar dan Baghdad. Kamu bisa merasakan sendiri kerasnya hidup di pasar, lorong sempit, dan atap-atap rumah saat mengendalikan Basim muda di awal game. Dari sini kelihatan jelas kalau keahliannya dalam stealth, mencopet, dan melarikan diri bukan datang dari pelatihan formal, tapi dari kebutuhan untuk bertahan hidup.
Latar ini bikin perjalanan Basim Ibn Ishaq terasa lebih “membumi”. Dia bukan keturunan keluarga bangsawan atau prajurit elit, melainkan rakyat biasa yang terseret ke konflik besar antara Hidden Ones dan Order of the Ancients.
Lewat Assassin's Creed Mirage, Basim Ibn Ishaq menjadi wajah dari “kembali ke akar” yang dijanjikan Ubisoft. Alih-alih dunia open-world super luas dengan sistem RPG berat, permainan kali ini fokus pada kota padat, misi penyusupan, dan eksekusi target dengan gaya stealth yang rapi.
Sebagai pemain, kamu merasa seperti kembali ke era Altaïr dan Ezio — melompat dari atap ke atap, menyelinap di kerumunan, memanfaatkan parkour dan social stealth untuk mendekati target. Karakter seperti Basim yang lincah dan penuh perhitungan cocok banget dengan pendekatan gameplay klasik ini.
Buat kamu yang sudah menamatkan Assassin's Creed Valhalla, nama Basim Ibn Ishaq pasti terdengar familiar. Di sana, Basim muncul sebagai Master Hidden One yang berinteraksi langsung dengan Eivor dan Sigurd. Namun di balik perannya sebagai mentor, ternyata Basim menyimpan agenda pribadi yang jauh lebih gelap.
Assassin's Creed Mirage memperlihatkan potongan masa lalunya, sehingga kamu bisa mengerti kenapa versi dewasa Basim di Valhalla terlihat lebih sinis dan manipulatif. Fakta bahwa Basim Ibn Ishaq sebenarnya merupakan inkarnasi dari Loki dari ras Isu membuat karakternya punya lapisan mitologi yang jarang dimiliki tokoh lain di seri ini.
Sejak muda, Basim Ibn Ishaq kerap dihantui oleh visi sosok jinni menakutkan yang selalu muncul dalam mimpi maupun kilasan singkat. Sebagai pemain, kamu melihat bagaimana teror ini memengaruhi mental Basim serta cara dia mengambil keputusan. Konflik batin antara dirinya sebagai manusia dan warisan Isu di dalam dirinya jadi salah satu tema utama perjalanan karakter ini.
Kamu tidak cuma diajak menebas musuh, tetapi juga menyaksikan bagaimana Basim berusaha memahami siapa dirinya sebenarnya, apa makna kebebasan, dan sejauh apa dia rela memanipulasi orang lain demi mengejar kebenaran tentang masa lalunya.

Perjalanan Basim Ibn Ishaq menuju organisasi Hidden Ones tidak akan terjadi tanpa kehadiran mentornya, Roshan bint-La'Ahad. Veteran Assassin berkarisma ini menjadi sosok yang “menempa” Basim dari pencuri jalanan menjadi pembunuh bayaran yang disiplin.
Di dalam game, Roshan dihidupkan lewat suara khas Shohreh Aghdashloo, sementara Basim sendiri diperankan oleh Lee Majdoub. Kualitas akting mereka bikin interaksi murid–mentor terasa hidup, terutama saat keduanya berdebat soal idealisme, kebebasan, dan harga dari sebuah pengkhianatan.
Salah satu fakta menarik lain tentang Basim Ibn Ishaq adalah bagaimana dirinya benar-benar menyatu dengan kota Baghdad abad ke-9. Desain kota yang padat, penuh jalan kecil, lorong sempit, dan gedung-gedung bertingkat membuat kemampuan parkour dan stealth milik Basim benar-benar terpakai maksimal.
Kamu bisa memanfaatkan atap rumah, tiang kayu, hingga tali gantung untuk bergerak cepat dari satu distrik ke distrik lain. Selain itu, Assassin's Creed Mirage juga dipenuhi lokasi bersejarah dan detail budaya yang membuat perjalanan Basim terasa seperti tur interaktif ke masa keemasan peradaban Islam di wilayah Irak.
Dalam lore seri Assassin's Creed, sebelum organisasi Assassins dan Templars terbentuk, sudah lebih dulu ada Hidden Ones dan Order of the Ancients. Basim Ibn Ishaq berada tepat di titik benturan dua organisasi ini. Dia direkrut dan dilatih oleh Hidden Ones, tapi sepanjang kisah kamu akan melihat bagaimana ia berhadapan dengan cabang Order of the Ancients yang beroperasi di Baghdad dan sekitarnya.
Posisi Basim di antara dua kekuatan ini menarik, karena meski ia bertarung demi semboyan “kebebasan”, motivasi pribadinya sering kali membuatnya tampak abu-abu di mata orang lain. Di sinilah kamu melihat bahwa tidak semua Assassin adalah pahlawan murni.
Menariknya, kisah Basim Ibn Ishaq di Assassin's Creed Mirage awalnya dikembangkan sebagai ekspansi untuk Assassin's Creed Valhalla. Namun, skala cerita dan potensi karakter Basim membuat proyek ini diangkat menjadi game mandiri.
Keputusan ini terasa tepat, karena format yang lebih ramping dan fokus memberi ruang bagi Basim untuk benar-benar bersinar. Buat kamu yang mungkin lelah dengan durasi ratusan jam ala RPG open-world, kisah padat ala Mirage dengan fokus pada satu kota dan satu tokoh utama terasa lebih segar.
Dengan latar waktu sebelum Assassin's Creed Valhalla, kisah Basim Ibn Ishaq di Mirage berfungsi sebagai jembatan penting dalam timeline besar seri ini. Kamu bisa melihat bagaimana keputusan-keputusan yang diambil Basim di Baghdad nantinya berimbas pada peristiwa di masa depan, termasuk interaksinya dengan Eivor dan organisasi modern yang memanfaatkan teknologi Animus.
Meski begitu, beberapa gim terbaru seperti Assassin's Creed Shadows memilih fokus ke tokoh dan zaman lain, sehingga keberadaan Basim sementara “mundur dari panggung utama”. Justru di sini menariknya: kisah Basim Ibn Ishaq masih menyisakan banyak ruang teori dan spekulasi di kalangan komunitas.

Karakter Basim Ibn Ishaq mendapatkan perhatian besar dari komunitas pemain. Penampilannya yang khas, latar budaya Timur Tengah, dan kepribadian yang kompleks membuatnya menonjol di antara deretan Assassin lain. Tak heran kalau banyak penggemar yang berharap Basim suatu hari muncul di adaptasi lain, seperti serial live-action di platform streaming.
Aktor Lee Majdoub sendiri sudah beberapa kali mengungkapkan ketertarikannya untuk kembali memerankan Basim di luar video game. Kalau itu benar-benar terjadi, bukan tidak mungkin kamu akan melihat perjalanan Basim Ibn Ishaq dikembangkan lebih jauh lagi di medium berbeda.
Sebagai karakter, Basim Ibn Ishaq adalah kombinasi menarik antara pencuri jalanan, Master Assassin, dan inkarnasi sosok mitologis yang misterius. Lewat Assassin's Creed Mirage, kamu tidak hanya mendapat pengalaman stealth dan parkour klasik, tetapi juga cerita karakter yang penuh konflik batin, pengkhianatan, serta pencarian jati diri.
Kalau kamu penggemar lama seri Assassin's Creed yang merindukan nuansa klasik, atau pemain baru yang ingin mengenal dunia Assassin lewat sosok yang kompleks, mengikuti kisah Basim Ibn Ishaq adalah pilihan yang tepat. Dari jalanan sempit Baghdad hingga intrik besar di balik tirai sejarah, perjalanan Basim adalah salah satu yang paling berkesan di seluruh saga Assassin's Creed.
Nantikan informasi-informasi menarik lainnya dan jangan lupa untuk ikuti Facebook dan Instagram Dunia Games ya. Kamu juga bisa dapatkan voucher game untuk Mobile Legends, Free Fire, Call of Duty Mobile dan banyak game lainnya dengan harga menarik hanya di Top-up Dunia Game.