Sejak lama, komunitas Minecraft dipenuhi harapan sekaligus rasa penasaran: akankah suatu hari nanti hadir Minecraft 2 sebagai kelanjutan resmi game sandbox kotak-kotak kesayangan kamu? Rumor, leak, sampai fan concept terus bermunculan, apalagi setelah berbagai spin-off seperti Minecraft Dungeons dan Minecraft Legends sukses menarik perhatian.
Namun di balik semua hype itu, sikap resmi Mojang Studios justru cukup tegas. Mereka berulang kali memberi sinyal bahwa fokus utama adalah merawat Minecraft yang ada sekarang, bukan buru-buru membuat sequel bernama Minecraft 2. Nah, di artikel ini kamu akan diajak membongkar 10 fakta penting yang bikin isu Minecraft 2 makin menarik untuk dibahas.

Dalam beberapa wawancara, perwakilan Mojang Studios menjelaskan bahwa mereka tidak punya rencana untuk membuat Minecraft 2 dalam waktu dekat. Mereka bahkan sempat bercanda, bahwa membuat Minecraft 2 itu seperti membuat Earth 2, dunia baru yang malah merusak keistimewaan dunia lama.
Alih-alih memecah komunitas dengan sequel penuh, fokus mereka adalah menjaga satu dunia Minecraft yang hidup, terus mendapat update, dan bisa dinikmati semua pemain selama mungkin. Jadi kalau kamu berharap pengumuman Minecraft 2 di event besar setiap tahun, untuk sekarang harapannya masih harus ditahan dulu.
Daripada mengerjakan satu game baru bernama Minecraft 2, tim Mojang memilih merilis update besar yang mengubah cara kamu bermain versi sekarang. Setiap tahun, kamu dapat biome baru, mob baru, block unik, bahkan sistem senjata dan armor yang makin kompleks.
Secara strategi, ini mirip konsep live service: satu game utama, tapi terus berevolusi. Dari sudut pandang pemain, banyak yang merasa ini sudah terasa seperti dapat Minecraft 2, Minecraft 3, dan seterusnya, tapi semua tetap berada di satu dunia yang sama, tanpa perlu beli game baru.
Usia Minecraft sudah lebih dari 15 tahun. Di balik layar, ini berarti engine game dan berbagai sistem teknisnya juga ikut menua. Kalau Mojang tiba-tiba memutuskan membuat Minecraft 2, hampir pasti mereka harus membangun banyak hal dari nol: mulai dari rendering, world generation, sampai sistem multiplayer modern.
Itu terdengar keren, tapi juga berisiko. Salah langkah sedikit saja, Minecraft 2 bisa terasa terlalu berat, tidak ramah perangkat kelas bawah, atau bahkan kehilangan identitas visual kotak-kotak sederhana yang selama ini kamu cintai.
Awal tahun 2025, Markus "Notch" Persson, pencipta asli Minecraft sempat membuat heboh di media sosial. Lewat sebuah poll di X (dulu Twitter), dia mengatakan bahwa dirinya "pada dasarnya sudah mengumumkan minecraft 2" dalam bentuk spiritual successor yang mirip dengan game aslinya.
Namun tidak lama kemudian, dia mengaku mundur dari rencana itu dan memilih fokus ke proyek lain, yaitu roguelike berjudul Levers and Chests bersama studionya Bitshift Entertainment. Secara hukum, Notch juga tidak bisa membuat Minecraft 2 resmi tanpa izin Microsoft, karena hak cipta Minecraft sudah berpindah tangan.
Jadi, walaupun ada momen di mana Notch seolah menghidupkan harapan Minecraft 2, pada akhirnya itu bukan sekuel resmi dan bahkan proyek spiritual successor tersebut pun dibatalkan.

Kalau suatu hari Minecraft 2 benar-benar dibuat, pertanyaan berikutnya adalah: seperti apa model bisnisnya? Banyak game modern mengandalkan free-to-play, battle pass, dan microtransaction kosmetik.
Sementara itu, Mojang dan Microsoft berkali-kali menekankan bahwa mereka ingin menjaga identitas Minecraft sebagai game yang tidak terlalu agresif dalam monetisasi. Marketplace memang ada, tapi mereka relatif hati-hati agar tidak mengubah feel dasar permainan.
Itulah sebabnya banyak fans khawatir bahwa Minecraft 2 justru bisa membuka pintu ke model bisnis yang terasa terlalu komersial. Bagi sebagian pemain, tidak adanya Minecraft 2 justru melegakan, karena berarti pengalaman yang kamu punya sekarang masih aman dari eksperimen monetisasi yang berlebihan.
Salah satu alasan kenapa kebutuhan akan Minecraft 2 tidak terlalu mendesak adalah kekuatan komunitas modding. Dengan mod pack, shader, dan resource pack super ambisius, banyak kreator berhasil membuat versi Minecraft yang terasa benar-benar baru.
Menariknya, pada 2025 Mojang mengumumkan akan menghapus obfuscation pada kode Java Edition, supaya pengembang mod bisa bekerja lebih cepat dan mudah. Ini bentuk pengakuan resmi bahwa komunitas modding adalah bagian penting dari masa depan Minecraft.
Dengan dukungan seperti itu, "Minecraft 2" versi komunitas sebenarnya sudah lahir dalam bentuk ratusan mod yang bisa kamu pilih sendiri. Tanpa perlu menunggu rilis game baru, kamu bisa menciptakan pengalaman yang nyaris setara dengan sequel buatan fan.
Walau belum ada Minecraft 2 sebagai game utama, dunia Minecraft sudah berkembang ke berbagai proyek lain. Ada Minecraft Dungeons dengan gaya dungeon crawler, ada Minecraft Legends dengan pendekatan action-strategy, bahkan film live-action berjudul A Minecraft Movie yang akhirnya tayang di bioskop.
Baru-baru ini, sekuel film tersebut, sering disebut sebagai Minecraft Movie 2, juga diumumkan dengan jadwal rilis sekitar tahun 2027. Semua ini menunjukkan bahwa ekspansi merek Minecraft justru terjadi lewat jalur lain: film, spin-off, dan kolaborasi lintas media.
Artinya, kemungkinan besar kalau pun istilah Minecraft 2 muncul secara resmi dalam waktu dekat, bisa jadi itu merujuk ke film atau proyek media lain, bukan ke game sequel yang kamu bayangkan.
Tentu saja, membayangkan seperti apa Minecraft 2 tetap menyenangkan. Di komunitas, kamu bisa menemukan banyak ide gila: world generation yang jauh lebih detail, physics yang lebih realistis tapi tetap ringan, integrasi ray tracing bawaan, animation karakter yang lebih halus, sampai AI mob yang bisa berinteraksi lebih cerdas.
Banyak juga yang meminta sistem RPG lebih dalam, skill tree, atau bahkan story mode bawaan tanpa perlu mod. Intinya, kalau suatu hari Minecraft 2 benar-benar lahir, ekspektasi fans sudah tinggi sekali. Tantangannya, tidak semua hal itu bisa diwujudkan tanpa mengorbankan kesederhanaan yang membuat Minecraft mudah dimainkan di berbagai perangkat.
Satu lagi alasan kenapa Minecraft 2 tidak mudah diwujudkan: komunitas. Saat ini, jutaan pemain di seluruh dunia berkumpul dalam satu ekosistem Minecraft yang sama, baik di Java Edition maupun Bedrock Edition. Server, realm, map, dan mod semua berputar di sekitar satu game inti.
Begitu Minecraft 2 dirilis, komunitas berisiko terbelah. Ada yang tetap bertahan di game lama, ada yang pindah, ada yang terpaksa meninggalkan mod favorit karena belum didukung. Pengalaman ini sudah sering terjadi di game lain ketika mereka meluncurkan sequel besar.
Karena itu, dari sudut pandang pengembang, mempertahankan satu ekosistem Minecraft yang kuat bisa jadi lebih penting daripada mengejar nama baru Minecraft 2 hanya demi angka "2" di judul.

Kalau kamu bertanya sekarang, jawabannya jujur saja: belum ada tanda konkret bahwa Mojang sedang mengerjakan Minecraft 2 sebagai sekuel resmi. Pernyataan mereka cenderung menegaskan bahwa fokus utama adalah membuat Minecraft sekarang tetap relevan minimal 15 tahun ke depan lewat update dan fitur baru.
Namun di dunia game, tidak ada yang mustahil. Tekanan pasar, evolusi teknologi, dan perubahan strategi Microsoft suatu hari bisa saja membuka pintu bagi proyek bernama Minecraft 2. Kalau itu terjadi, kemungkinan besar ia akan dirancang sangat hati-hati, agar tidak menghancurkan fondasi komunitas yang sudah dibangun selama bertahun-tahun.
Untuk sementara, cara paling realistis untuk merasakan "Minecraft 2" adalah dengan menikmati update resmi yang terus datang, bereksperimen dengan mod, dan mengikuti berbagai spin-off serta film di semesta Minecraft. Kamu tidak perlu menunggu judul baru untuk mendapatkan pengalaman baru.
Pada akhirnya, entah Minecraft 2 benar-benar dibuat atau tidak, satu hal sudah jelas: dunia kotak-kotak ini belum akan pergi ke mana-mana. Selama para pemain seperti kamu masih terus membangun, bereksperimen, dan berbagi cerita, semangat Minecraft dan semua kemungkinan masa depannya akan tetap hidup.
Nantikan informasi-informasi menarik lainnya dan jangan lupa untuk ikuti Facebook dan Instagram Dunia Games ya. Kamu juga bisa dapatkan voucher game untuk Mobile Legends, Free Fire, Call of Duty Mobile dan banyak game lainnya dengan harga menarik hanya di Top-up Dunia Game.