Sebagai penggemar gim atmosferik seperti ABZÛ atau Sword of the Sea, banyak yang berharap Little Nightmares 3 akan menjadi perpaduan sempurna antara keindahan visual dan kengerian yang halus. Sayangnya, kenyataan berkata lain. Gim ini memang terlihat memukau, tapi pengalaman bermainnya lebih sering membuat frustrasi daripada menegangkan.
Dikembangkan oleh Supermassive Games, Little Nightmares 3 tetap mempertahankan gaya khas serinya — dunia suram, desain artistik yang mendetail, dan nuansa misterius yang membuat pemain penasaran. Namun, semua itu seolah tenggelam dalam kegelapan literal. Bahkan dengan kecerahan layar yang sudah dinaikkan, banyak area terasa terlalu gelap hingga sulit melihat arah atau objek penting.
Fitur aksesibilitas seperti outline objek interaktif dan pengaturan font memang membantu, tapi tanpa fitur itu, banyak pemain bisa tersesat sejak awal permainan. Sayang sekali, karena sebenarnya dunia yang dibangun di sini punya potensi untuk dieksplorasi lebih jauh.
Navigasi yang Membingungkan dan Platforming yang Menyebalkan
Masalah terbesar Little Nightmares 3 ada pada navigasi dan sistem platforming-nya. Dengan pendekatan perspektif 2.5D, seharusnya gim ini bisa memberi sensasi kedalaman yang lebih baik. Namun justru sebaliknya, sudut pandang ini malah membuat pemain sering salah melompat karena jarak antar platform sulit diukur dengan akurat.
Kamera yang tidak stabil memperburuk keadaan, terutama di momen menegangkan ketika karakter harus menghindari musuh. Kesalahan kecil bisa berarti kematian instan, dan ketika hal itu terjadi berulang kali bukan karena kesalahan pemain, rasa frustrasi pun tak terelakkan.
Teka-Teki yang Tidak Memuaskan
Bagian puzzle yang biasanya jadi keunggulan seri ini pun kali ini terasa datar. Sebagian besar teka-teki sebenarnya sederhana, tapi menjadi rumit karena petunjuk arah dan objek interaksi tidak jelas.
Lebih buruk lagi, AI pendamping yang seharusnya membantu sering tidak merespons sama sekali. Alhasil, pemain sering bingung apakah mereka harus menunggu tindakan AI atau mencari solusi lain. Mode co-op daring memang disediakan, tapi absennya fitur couch co-op menjadi kehilangan besar bagi penggemar yang ingin berbagi pengalaman di layar yang sama.
Kehilangan Identitas Horor
Yang paling disayangkan dari semuanya, Little Nightmares 3 gagal menghadirkan rasa takut. Bukan karena pemain sudah kebal dengan jumpscare, tetapi karena atmosfernya terasa kosong. Alih-alih membangun ketegangan psikologis seperti dua gim sebelumnya, Supermassive hanya menyajikan ruangan-ruangan gelap yang minim makna.
Ketika rasa takut digantikan oleh rasa jengkel akibat desain level yang tidak intuitif, pengalaman bermain pun kehilangan esensinya.
Kesimpulan: Indah Tapi Hampa
Little Nightmares 3 tampak seperti proyek dengan niat besar namun eksekusi yang kurang matang. Gim ini punya visual memukau dan dunia yang potensial, tapi kehilangan jiwa yang membuat seri ini dulu begitu dicintai.
Alih-alih menjadi mimpi buruk yang menegangkan, ia justru berubah menjadi mimpi buruk dalam arti harfiah — pengalaman yang melelahkan dan penuh kekecewaan. Bagi penggemar lama, mungkin lebih baik menurunkan ekspektasi sebelum kembali ke dunia gelap Little Nightmares.